MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB BESERTA PENGABDIAN - PAPER XIV
ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB BESERTA PENGABDIAN
PAPER
XIV
Rumusan Masalah:
1.
Pengertian Tanggung Jawab
2.
Macam-macam Tanggung Jawab
3.
Contoh Tanggung Jawab
4.
Pengertian Pengabdian
5.
Macam-macam Pengabdian
6.
Contoh Pengabdian
7.
Pengertian Pengorbanan
8.
Macam-macam Pengorbanan
9.
Contoh Pengorbanan
10.
Kesimpulan
1.1 PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut
kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang
tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti
dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka
ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung
jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan
dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia
beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari
akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi
keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan
menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam
usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan
yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal
jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab manusia
terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk
bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi
manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat
ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut
dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan.
Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga
adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung
Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada
masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai
manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang
sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia
membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan
hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya
tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga
terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan
manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia
dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat
dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam
mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil
dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan
yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa
setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang
lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada
Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia,
tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi
merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran,
perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia
bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat
banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia
harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan
istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka
manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu
firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan
hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya
dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak
dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
1.3 CONTOH
TANGGUNG JAWAB
·
Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun
sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga
ia lengah, dan terperosok ke
sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya
sendiri akan kejadian itu.Ia harus
beristirahat dirumah beberapa hari.
Konsekwensi tinggal di rumah beberapa
hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
·
Tanggung Jawab Pada Keluarga
Contoh :
Seorang ibu telah
dikarunia tiga anak, kemudian oleh
sesuatu sebab suaminya
meninggal dunia, karena ia tidak
mempunyai pekeIjaan/tidak beketja pada
waktu suaminya masih
hidup maka demi
rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga
ia melacurkan diri.
·
Tanggung Jawab Pada Masyarakat
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian
itu, bahkan penutup kepala
yang dikeramatkan pun semula
ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga.
Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul
perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum
laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya,
yaitu pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi
Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara
itu, sukalah urung sahaja,
demikian katanya dengan pendek.
Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri
akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam,
dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu
hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian dester
suluk, yaitu pakaian orang
Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya
ia jangan menolak tanda keminangkabauan
yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai,
bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak
kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup
kepala, karena lebih
gila pula dari pada
anak komidi, bila memakai
dester saluk dengan baju smoking
dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di
muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak,
sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu,
karena sekalian pengantar dan pasuinandan
(pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi
mengiringkan “mempelai didong”. Akhimya
Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun
harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan
kesombongannya itu, Hanafi harus
menerima rasa antipati dari masyarakat
Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan).
·
Tanggung Jawab Pada Bangsa dan Negara
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Rita yang
tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru Rita ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah kalau
perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
·
Tanggung Jawab pada Tuhan
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas
tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan
din kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam
rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak
memenuhi kodrat manusia pada
umumnya yang seharusnya
meneruskan keturunannya yang sebetulnya
juga merupakan sebagian
tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
1.4 PENGERTIAN
PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara
lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua
dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa
tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa
tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada
keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga
kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut
menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan
saja.
1.5 MACAM-MACAM
PENGABDIAN
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup
berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih
sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih
sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian.
Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya,
anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia
tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling
membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan
diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar
biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai
dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota
mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa
tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal,
membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan
“remaja berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang
lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian
dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib
mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk
pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi
merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan
itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain
itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
1.6 CONTOH
PENGABDIAN
·
Pengabdian
terhadap Tuhan yang MahaEsa
Contoh: Umat Islam melaksanakan shalat
lima waktu dalam sehari, melakukan zakat, melaksanakan kurban dan sebagainya,
itu semua tidak lain adalah untuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa.
·
Pengabdian
kepada masyarakat
Contoh: Seorang mahasiswa yang telah
lulus, kemudian berusaha memajukan pendidikan di desanya dengan mendirikan
sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun, ia lakukan demi kemajuan desanya.
·
Pengabdian
kepada negara
Contoh: Dalam usaha merebut kembali
Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda yang mendaftarkan diri menjadi
sukarelawan.
·
Pengabdian
kepada keluarga
Sepasang suami istri guru sekolah dasar
di sebuah desa anaknya cukup banyak yaitu enam orang. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap berkerja sebagai guru, karena
tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung
jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu membayar pembantu.
Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan
si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tangga, si bapak
membimbing putra putrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan siang
hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayor koma, memeihara ternak
yang hasilnya langsung dapat dinikmati oleh keluarga, si ibu membimbing putra
putrinya untuk mandiri, setelah anak-anaknya mulai harus sekolah di kota mereka
hanya di sewakan kamar yang murah dengan memasak dan mencuci sendiri.
Demikianlah maka kamar itu makin banyak
penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak di kota. Seminggu sekali
seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebulan
ayah ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan sebagai keluarga dan
mengontrol anak-anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian
juga diakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan
tinggi. Pada waktu si sulung sudah tamat dan berkerja, iya pindah ke tempat
kerjanya dan berfungsi sebagai donatur terhadap adik-adiknya. Alhasil, seluruh
putra putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi
sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan berkerja sebagai guru di desa
demi mengabdi pada putra putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya
tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa
pengabdiannya pada putra putrinya juga sudah cukup, mereka puas karna membekali
putra putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini.
Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat abis tanpa bekas.
1.7 PENGERTIAN
PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban
atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian
untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian
itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih
dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari
kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana
mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang
lebih.
1.8 MACAM-MACAM
PENGORBANAN
1. Pengorbanan
harta benda
2. Pengorbanan
pikiran
3. Pengorbanan
perasaan
4. Pengorbanan
tenaga
1.9 CONTOH
PENGORBANAN
Contoh:
(1) Seorang
ibu rela mengesampingkan keinginannya dalam membeli sesuatu untuk dirinya
sendiri, demi membeli kebutuhan anak-anaknya, meskipun hanya keinginan kecil,
seorang ibu mengorbankan waktu istirahatnya untuk menjaga anaknya.
(2) Nabi
Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya
yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya
tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap
dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan
Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan
dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia
menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau
dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya
daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan
mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada
hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
1.9.1
KESIMPULAN
Pada
dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi
dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat
memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik.
Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai
kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar